JAKARTA - Momentum libur Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan pemerintah dan BUMN transportasi untuk menghadirkan pendekatan baru dalam memperkenalkan karya kreatif anak bangsa.
Ruang publik yang selama ini identik dengan fungsi mobilitas kini diubah menjadi medium ekspresi, mempertemukan perjalanan dengan narasi kreatif yang lebih dekat ke masyarakat.
Melalui kolaborasi antara Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif, PT Kereta Api Indonesia, Jumbo, dan IP Factory Commuterline, sebanyak sebelas karya Intellectual Property lokal dihadirkan dalam bentuk livery transportasi. Inisiatif ini berlangsung selama periode libur Natal dan Tahun Baru, menjangkau jutaan pengguna kereta api di berbagai rute strategis nasional.
Pendekatan ini menandai pergeseran sudut pandang terhadap aset publik. Transportasi tidak lagi sekadar sarana fungsional, melainkan juga ruang pamer bergerak yang mampu memperluas jangkauan ekonomi kreatif sekaligus membangun kebanggaan terhadap karya lokal.
Transportasi Publik Sebagai Kanvas Kreatif
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menegaskan bahwa kolaborasi Kereta IP mencerminkan perubahan cara berpikir dalam memanfaatkan aset publik. Kereta api, menurutnya, bukan hanya perangkat keras untuk mobilitas, tetapi kanvas besar yang dapat menampilkan kekayaan intelektual terbaik bangsa.
Ia menilai, kolaborasi ini menjadi bukti konkret penguatan ekosistem ekonomi kreatif melalui ruang publik. Dengan menghadirkan IP lokal di transportasi, karya kreator dapat tampil di hadapan audiens yang luas dan beragam tanpa batas ruang konvensional.
Transformasi visual dilakukan pada sejumlah rangkaian kereta api jarak jauh. Livery tematik Natal dan Tahun Baru diaplikasikan pada lokomotif serta bodi eksterior kereta, disertai berbagai aktivasi kreatif di beberapa stasiun utama selama periode liburan.
Pendekatan ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman berbeda bagi penumpang. Perjalanan tidak hanya menjadi aktivitas berpindah tempat, tetapi juga momen interaksi visual dengan karakter dan cerita yang lahir dari kreativitas lokal.
Sebelas IP Lokal Mengisi Ruang Publik
Sebanyak sebelas karya IP lokal dilibatkan dalam program ini. Mereka adalah Jumbo, Lokerserem, Belanja Ria, Pletesan, Arlo, Glek n Go, Mora Olfi, Nine to Field, Menyonisme, Skudeye, dan Kosanimal. Setiap IP menghadirkan gaya visual dan karakter unik yang memperkaya wajah transportasi publik.
Livery Jumbo, misalnya, diaplikasikan pada KA Argo Dwipangga yang melintasi rute Gambir, Bandung, Semarang Tawang, hingga Surabaya Pasar Turi. Kehadiran karakter ini diharapkan mampu menarik perhatian penumpang lintas kota sekaligus masyarakat di sepanjang jalur rel.
Selain itu, livery tematik Natal dan Tahun Baru juga terpasang di berbagai layanan kereta api antarkota lainnya. Beberapa di antaranya adalah KA Argo Wilis dan Turangga, KA Jayabaya dan Gaya Baru Malam Selatan, KA Pandalungan, serta KA Argo Dwipangga.
Kereta-kereta tersebut melayani relasi strategis seperti Bandung–Surabaya, Malang–Pasarsenen–Surabaya, Gambir–Jember, serta Solo–Gambir. Dengan cakupan rute tersebut, eksposur IP lokal diharapkan semakin luas dan merata.
Perjalanan Menjadi Ruang Cerita Bergerak
Irene Umar menjelaskan bahwa melalui program Kereta IP, perjalanan kereta api diubah menjadi ruang pengalaman kreatif. Ia menyebut peran Kementerian Ekonomi Kreatif sebagai fasilitator strategis yang mempertemukan aset publik dengan para kreator.
Menurutnya, tujuan utama kolaborasi ini adalah menggeser makna perjalanan dari sekadar mobilitas menjadi platform storytelling bergerak. Setiap kereta yang melintas membawa cerita, karakter, dan identitas kreatif yang dapat dinikmati penumpang maupun masyarakat umum.
Dengan menjangkau jutaan pasang mata di sepanjang rel kereta, pemerintah dinilai mampu menciptakan nilai ekonomi baru bagi para kreator IP. Di saat yang sama, kehadiran visual kreatif ini juga membangun rasa bangga nasional terhadap karya lokal.
Pendekatan ini dinilai relevan dengan tantangan industri kreatif saat ini, di mana akses terhadap ruang promosi sering kali menjadi kendala. Transportasi publik memberikan alternatif efektif untuk memperkenalkan IP secara masif dan berkelanjutan.
Komitmen KAI Hadirkan Layanan Bernilai Tambah
Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menyampaikan bahwa Kereta IP merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menghadirkan layanan publik yang relevan dan bernilai tambah. Menurutnya, perjalanan kereta tidak hanya soal ketepatan waktu dan kenyamanan.
Melalui kolaborasi ini, KAI ingin memberikan pengalaman yang lebih hidup dan bermakna bagi penumpang. Kehadiran visual IP lokal diharapkan dapat menciptakan kesan berbeda selama perjalanan, khususnya di momen libur akhir tahun.
Bobby juga menilai kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dan para kreator IP sebagai bentuk optimalisasi aset publik. Selain mendukung industri kreatif nasional, langkah ini juga memperkuat kedekatan layanan KAI dengan masyarakat.
Program Kereta IP sejalan dengan semangat Melayani Sepenuh Hati yang terus diusung KAI. Perusahaan berupaya menghadirkan layanan yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga meninggalkan pengalaman berkesan bagi setiap penumpang selama perjalanan.